Kamis, 31 Januari 2013

Cinta Terlarang

Sepotong asa dalam alunan Musik di bulan sabit yang menjuntai. Ada mereka, ada aku dan yang paling penat adalah ada benakku. Semuanya terjalin seperti jaring laba-laba di pojok Catatanku ini.Minggu, 18 Maret 2012.

Cuma kepulan asap rokok yang selalu jadi penghiburku dikala aku dilanda kecemasan macam ini

Ketika logika dan hati sudah tidak bisa bertemu pada satu titik dan masing-masing dari mereka menyimpang dan membiarkan aku tertegun sendiri ibarat layang-layang putus

Aku sadar pasti aku punya hatiku untuk dijadikan landasan helikopterku

Helikopter yang senantiasa membawaku keliling dunia dan memanjakanku dengan keliaran fantasiku akan kehidupan



“Cinta itu hanya sementara”, kata seseorang dalam sebuah dialog film spanyol yang aku tonton kemarin

“Kenapa juga mesti tidak dinikmati dalam hidup kita yang hanya sekali ini?”

Lantas aku bercermin dan mendapati wajahku muram secara durjana

Apakah benar ada cinta yang terlarang?

Mengapa disebut terlarang?

Mengapa jatuh cinta itu mesti dilarang?

Mengapa aku tidak dibenarkan jatuh cinta?

Siapa yang mengkontruksi bahwa jatuh cinta dengan si anu, si dia, si doi, itu terlarang?

Mengapa jatuh cinta pada orang yang kata manusia kebanyakan terlarang itu seolah-olah menjadi alat jagal paling ampuh untuk memasung perasaanku padanya?

Aku serasa di aniaya dan dimutilasi menjadi 28 bagian.



Aku bergumam

Aku merunduk

Aku bergumul

Aku lantas berpikir

Bukankah aku memiliki hak atas tubuh dan diriku sendiri

Aku yang memiliki kontrol akan hati, pikiran terutama cintaku pada seseorang

Aku tidak ingin diusik

Tidak oleh kata si anu, kata si dia, kata si doi yang seolah-olah paling tahu tentang cinta terlarang



Aku memejamkan mata dan membiarkan pikiranku membawaku ke dunia antah berantah yang memiliki kebebasan lintas dimensi untuk satu kata CINTA

Dimana cinta itu pada akhirnya menjadi milik manusia itu sendiri, dan bukan orang lain.

Karena bukan aku yang memilih CINTA, tetapi CINTA yang memilih aku.

Sangat manusiawi



Ini bukan perkara menjadi seseorang yang terlarang

Tetapi ini perkara menghargai cinta yang datang

Toh dia datang tanpa diundang!

Taukah Sinopsis Kehidupan

Bayangkanlah sebuah kolam luas, Kolam itu tenang, saking tenangnya terlihat bak kaca.
Tiba-tiba hujan deras turun.. Bayangkan, ada berjuta bulir air hujan yang jatuh di atas air kolam, membuat riak.. Jutaan rintik air yang terus-menerus berdatangan
membentuk riak, kecil-kecil memenuhi seluruh permukaan kolam…
Begitulah kehidupan ini, bagai sebuah kolam raksasa. Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak.. Riak itu adalah gambaran kehidupannya.
Siapa yang peduli dengan sebuah bulir air hujan yang jatuh ke kolam, menit sekian, detik sekian? Ada jutaan bulir air hujan lain, bahkan dalam sekejap riak yang ditimbulkan tetes hujan barusan sudah hilang, terlupakan, tak tercatat dalam sejarah… Siapa yang peduli dengan anak manusia yang lahir tahun sekian, bulan sekian, tanggal sekian, jam sekian, menit sekian, detik sekian? Ada miliaran manusia, dan bahkan dalam sekejap, nama, wajah, dan apalah darinya segera lenyap dari muka bumi! Ada seribu kelahiran dalam setiap detik, siapa yang peduli? Itu jika engkau memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif..
Kalau engkau memahaminya dari sisi positif, maka kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar bulir air yang membuat riak tersebut, Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apapun riak itu..
 
Dan saat kau menyadari ada yang peduli, maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil.. Sekecil apapun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab-akibat..
Siklus sebab-akibat itu sudah ditentukan.. Tak ada yang bisa mengubahnya, kecuali satu! Yaitu Kebaikan.. Kebaikan bisa mengubah takdir.. Nanti engkau akan mengerti, betapa banyak kebaikan yang kau lakukan tanpa sengaja telah merubah siklus sebab-akibat milikmu.. Apalagi kebaikan-kebaikan yang memang dilakukan dengan sengaja..
 
Seseorang yang memahami siklus sebab-akibat itu, Seseorang yang tahu bahwa kebaikan bisa mengubah siklusnya, Maka dia akan selalu mengisi kehidupannya dengan perbuatan baik.. Mungkin semua apa yang dilakukannya terlihat sia-sia, Mungkin apa yang dilakukannya terlihat tidak ada harganya bagi orang lain, Tapi dia tetap mengisi sebaik mungkin…
(Rembulan Tenggelam di Wajahmu – Tereliye)

Kesepian

Problem utama dari kebanyakan orang di dunia ini ialah kesepian. Apakah Anda mengetahui kebanyakan orang yg dtg kepada para pembimbing agama mereka, karena mereka mempunyai problem kesepian atau tidak mendapatkan kasih sayang maupun penghargaan? Apakah Anda mengetahui bahwa lebih dari 70% orang bunuh diri, karena merasa kesepian? Rasa kesepian dapat membuat orang jadi depresif, sehingga akhirnya mereka terjerumus jadi pecandu alkohol, maupun drugs.

Kesepian (lonely) bukannya berarti seorang diri (alone), sebab di dlm dunia yg penuh hiruk pikuk dan hingar bingar sekalipun, ternyata banyak sekali orang yg merasa kesepian, padahal seharian penuh, kita menerima puluhan email, maupun SMS, tetapi kenyataannya ini semua tidak dapat mengusir rasa kesepian. Disamping itu kebanyakan dari kita sudah memiliki HP jadi sebenarnya rasa kesepian itu tidak harus ada, walaupun demikian banyak orang yg merasa kesepian, merasa ditinggal sendirian, haus akan rasa kasih, rasa kehilangan dsb-nya.

Menurut psikolog, rasa kesepian itu berasal dari dalam hati. Sehingga lingkungan kerja yg sibuk dan teman2 di sekelilingnya sekalipun, tidak akan mampu mengusir rasa sepi. Di kota2 besar, rasa kesepian ini banyak melanda para wanita karier dan profesional muda. Meskipun mereka memiliki aktivitas yg cukup padat dan setiap hari selalu bertemu dengan banyak orang, ada perasaan sunyi di sudut hatinya. Rasa kesepian tidak bisa dihilangkan dgn uang.
Rasa kesepian bisa saja timbul, walaupun kita sudah memiliki pasangan hidup, keluarga, pekerjaan maupun memiliki banyak sahabat. Bahkan Ratu Belanda - Beatrix sendiri pernah mengungkapkan bahwa ciri jabatan dari seorang Ratu adalah "Kesepian namun tidak pernah sendiri". Kesepian itu bukannya, karena tidak ada orang disekitar kita, tetapi di dalam hati maupun perasaan kita merasa se-akan2 mereka tidak membutuhkan mau memperhatikan kita lagi. Tiap orang membutuhkan atensi maupun kasih sayang!
Tetapi yang paling mengerikan adalah saat kita justru kesepian ketika kita bersama orang yg kita cintai, tetapi sayangnya kita tak bisa `menyentunya, karena ia sedang sibuk entah dgn acara TV maupun hobi/pekerjaannya.

Kesepian adalah salah satu bentuk kesedihan. Kata kesepian itu berasal dari akar kata "sepi" yg dlm kamus sering di definisikan sebagai "tanpa teman, tersisih ... sendirian. Sedangkan kata sifat "sendirian" berarti "Merasa tersisih, karena tidak ada yg menemani". Kesepian sering kali memanifestasikan diri dlm bentuk rasa sakit, rasa hampa, dan efek samping yg lebih gawat lagi ialah sering kali berbentuk depresi yg mendalam sampaikan menyebabkan bunuh diri.

Dan apakah Anda tahu bahwa kesepian itu bisa jadi pemicu potensial penyebab penyakit jantung koroner ataupun kanker. Suatu penelitian bahkan pernah mengatakan bahwa pada tahun pertama setelah ditinggal mati oleh orang yg kita kasihi, maka risiko faktor angka kematian akan meningkat tujuh kali lipat jauh lebih tinggi.
Sehingga banyak orang yg mengajukan pertanyaan: "Where is God, when I am lonely?" pasti jawabannya ialah "Right beside you!", walaupun kita tidak merasakannya, Tuhan selalu hadir di dalam kesepian kita, karena kasih Nya, Ia tidak akan meninggalkan kita dalam keadaan apapun juga kita berada.

Filsuf Jerman, Nietzsche, melukiskannya begini "Kurangnya cinta terhadap diri sendiri menyebabkan kesepian sehingga menjadi penjara yg paling berat bagi manusia". Dan kuncinya hanya bisa dibuka dari dalam ialah oleh diri kita sendiri.
Setiap orang yg merasa kesepian harus berani mengambil keputusan: "Apakah saya mau membayar harga untuk mengubah situasi kehidupan saya ini? Pertama dgn belajar mengasihi orang lain terlebih dahulu dan berhenti menaruh belas kasihan terhadap diri sendiri. Kasih itu seperti gema, pasti ia akan balik kembali !

Privat

Siska Wulan Aryani, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 16 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 158 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Siska mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Andy, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Siska sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Siska berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Siska kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Siska berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Sis, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Siska mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

“Udah punya pacar Siska?”, godaku sambil menatap Siska.“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.“Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.“Minum Coca Cola apa Fanta?”, lanjutku.“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Siska yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

“Sudah Kak”, suara Siska mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Sisk “, pujiku dan membuat Siska tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Sisk”, kataku sambil melihat wajah Siska lewat sudut mata. Siska tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Siska semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Siska mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Siska menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Siska menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Siska diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Sisk”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Siska ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Siska mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Siska merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu.Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.“Dadamu sangat indah Sist”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

“Aaahh”, Siska mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.“Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka.
Siska sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Siska yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Siska dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat
Siska makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Siska menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Siska mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Siska menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Siska menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat
Siska akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi
Siska semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Siska tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian
Siska malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

“Uuuhh”, ketika membalikkan badan,
Siska melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Siska mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Siska sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

“Aaahh”,
Siska tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat
Siska mulai membuka kakinya, jari-jari Andy yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Siska menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Siska makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Siska merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja,
Siska membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”,
Siska tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Siska tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali.
Siska kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.
Siska hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.

“Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina.“Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu,
Siska hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit,
Siska hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Siska menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin
Siska merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat
Siska sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Siska,, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Siska merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah
Siska dan memeluknya supaya Siska merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.“Bagaimana kalau Siska hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Siska tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.
Siska semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur,
Siska membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.

Kisah Mantan Putih Biru

Mantan Putih Biru

"Apa maumu?! Dulu kau berjanji ini lah, iitulah! Kau mau belajar ngaji dan salat jika aku mau jadi paacarmu. Tapi kau ingkari perjanjian itu? Kia pacaran bukan karna saling cinta! Kenapa sekarang tidak mau salat? Mengaji 1 ayat pun kau tak mau?"
Oh ya Allah....desisku panjang setelah teringat kejadian 1 tahun yang lalu. Entah mimpi apa aku semalam sehingga aku ingat lai masa laluku.. Kata-kata itu selalu menjadi teman dalam setiap detikku.

Kisah mantanku satu-satunya, dari dulu tak bisa kupungkiri, selama ini baru kusadari, rupanya ada sedikit rindu padanya. Aku tak mengerti. Aku pacaran bukan karena cinta, namun sekedar hanya untuk mengajari dia sedikit agama. Karena selama ini, ia terlalu jauh menyimpang dan mau bertobat jika aku mau menjadikanya pacar.

Aku ingat sekali, pertama kalinya pacaran ketika usiaku duduk dibangku SMP kelas 3 awal Aku melakukanya bukan untuk statusku agar tidak jomblo. Tidak seperti temanku yang lain, sekali punya pacar semua harus tahu, selingkuhlah, putus nyambunglah. "Aku tak peduli. Tujuanku berbeda," pikirku.

Apel yang dibungku kulit jeruk terbongkar juga pada endingnya. Hubunganku denganya terbongkar tatkala stengah tahun jadian.

Hal ini menjadi masalah besar buatku. Karena selama ini aku terkenal sebagai anak pendiam dan tak suka berpasangan. Orang Tuaku pun tak mengizinkan. Semua ini berjalan secara tersembuyi. Aku menjaga imageku. Selama pacaran, tak sedikitpun ku beri kesempatan baginya untuk mendekatiku. Maksudnya aku harus menjaga jarak, karena kami bukan mahram. Walaupun duduk hanya berdekatan atau sekedar berpegangan tangan, saling tatap muka, aku selalu menghindarinya. Aku tak segan-segan membentaknya dan bersikap tegas jika ia membandel. Untuk kencan, aku rasa tidak perlu. Karena status ini hanya sekedar syarat agar ia mau mengaji dan salat. Bahkan aku tidak tau bahwa langkah yang aku ambi adalah salah kaprah.

Berita itu semakin menyebar luas dan membuatku gatal untuk mengaruk dan menghilangkan kutu-kutu busuk di dalamnya. Mereka mencampuradukan dan menambah-nambahkan bumbu penyedap. Mungkin agar terdengar panas untuk dibincangkan. Untuk mengetahui perilaku teman-temanku yang senakin mencari tahu statusku, kukatakan secara tegas.

"Aku memang pacaran, namun dengan tujuan yang berbeda dengan kalian yang hanya demi status belaka. Pacaranku bukan acara kencan, pegangan tangan, mesra-mesraan. Aku sudah memutuskan hubungan itu sejak lama tanpa syarat! Aku berbeda dengan kalian."

Akhirnya, atas yang semua kulakukan sedikit demi sedikit gosip itu menghilang. Semua kembali normal. Dan dengan dia? Tentu saja ia membantuku. ia memasang status pacar dengan orag lain supaya rencanaku berhasil. Namun dibalik itu semua, kami masih lanjut.

Namun, akhir-akhir ia nampak berbeda. Semakin aku curigai semakin pula ia menutupi sesuatu dan itu terlihat jelas. Aku takut jika tujuan yang semula menyimpang. Tanpa pikir panjang, ku mencari tahu. Telah jelas sudah tanpa ditutupi. Ternyata benar, semua berbeda. Ia kembali menjai seoraang penggila seks, peminum, pemabuk, suka mengombal wanita, dan ketika bersamaku, ia sudah tak mau belajar agama.

Malam ini, ia menolak mentah-mentah untuk mengaji, dan dengan enteng dia mengajaku untuk ke jenjang yang lebih serius. Tak hanya status, namun yang spesial. Aku sangat kecewa dan tak tau harus berbuat apa. Melintaslah kalimat itu. Ia menyadarinya, dan merasa khilafserta tak mau kehilangan diriku.

Terlambat sudah, sebentar lagi akau akan pergi jauh, dan tak akan kembali untuknya. Dengan sangat dan dengan paksa aku memutuskan secara resmi dan langsung menjauh tanpa harus mendengar persetujuan darinya. Sudah ku camkan sebagai status putus. Entah bagaimana ia mengangapnya. Aku tak mau pergi dan meninggalkan 'sesuatu' yang tak jelas dan belus tersesesaikan.

Aku pergi menjauh, meninggalkan kisah masa putih biru menuju putih abu-abu. Sekarang aku sadar, rupanya semua telah menumbhkan cinta. Tanpa kusadari, selama ini aku juga menyayanginya. Namun semua tertutupi oleh perjanjian itu dan aku juga tidak bisa menerimanya atas semua perilaku buruknya. Aku akan selalu menjauh darinya. Sampai kapanpun!

Rabu, 30 Januari 2013

Menikmati Sunrise Di Gunung Sindoro

Pagi itu cuaca sangat cerah Adzan subuh terdengar sayup-sayup dari Pos 3 Gunung Sindoro, Tim Pendaki Ecek-ecek "sebutan pada waktu mendaki"  memutuskan untuk istirahat sekaligus menikmati terbit dari tempat itu.

Semburat sinar mentari pagi mulai nampak diufuk timur. Semakin lama semakin terang. Persis di tengah-tengah antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Sementara diujung kanan, nampak Gunung Sumbing yang gagah. Sungguh pemandangan yang sangat indah dan mampu menghilangkan lelah para pendaki yang sudah menempuh 6 jam perjalanan.

Sembari menikmati pemandangan dan beristirahat, tim mulai berbagi tugas. Ada yang memasak dan ada pula yang memasak untuk persiapan pendakian kepuncak. Namun Tim memberikan kesempatan pada anggota yang mengalami kram pada kaki untuk beristirahat total.

Sekitar 15 menit kemudian, mie instant sudah siap santap. Sarapan pun dimulai Celotehan dan protes pun muncul. Ada yang berkomentar masakanya terlalu pedas, ada yang bilang terlalu manis. Meskipun masakan yang disiapkan tetap ludes.

Matahari semaki tinggi. Dua jam beristirahat dirasa sudah cukup mengembalikan kebugaran. Tim bersiap menuju puncak dan disempatkan berfoto bersama. "Ayo kita foto bersama disini mumpung udaranya cerah. Siapa tahu nanti ada yang tidak sanggup sampai puncak," usaul salah seorang dari teman. Dengan minta tolong pendaki dari jakarta, akhirnya tim bisa berfoto bersama.

Dengan sisa tenaga yang ada pukul 09.00 akhirnya Tim mencapai puncak dan mengucap syukur disini. Kabut pun mulai turun, tim memutuskan untuk turun agar tidak kehujanan di perjalanan. Pukul 18.30 Tim sampai di Yogyakarta

Pendakian yang mengambil rute Kledung ini memang menguras tenaga. Pasalnya tim ecek-ecek tidak sempat berisirahat sebelum mendaki. Berkumpul dan berangkat mendaki pukul 15.30 WIB dari Yogyakarta, rombongan baru sampai Parakan sekitar pukul 20.00. Setelah beristirahat dan packing serta makan malam di Parakan pukul 21.00 tim berangkat menuju base camp Kledung pukul 21.30 melapor dan mengisi buku tamu, kemudian selama 45 menit aklamatisasi pendakian.
Pendakian Gunung sindoro, Temamggung, Jawa Tengah pada sabtu-minggu (22-23 Desember 2012) ini sekaligus untuk meresmikan Hikking Adventure Club Ecek-ecek, sebuah Komunitas Pencinta Alam.

Pendakian Gunung Sindoro (3.136 mdpl) di ikuti 17 Anggota, yang kesemuanya adalah Mahasiswa dari berbagai Jurusan yang ada di Yogyakarta, masing-masing Joko, Andi, Firman, Lukman, Denny, Andi, Setyawan, Jhony, Imron, Santi, Zero, Candra, Donny, Gita, Rany, Virly dan Anisa.

Joko menuturkan, pendiri Komunitas Pencinta Alam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kebersamaan dan kekompakan para Mahasiswa yang suka dan hobi akan olahra Alam. Selain itu juga untuk menjalin persahabatan di lingkungan pencinta alam.
Komunitas ini bukan untuk gagah-gagahan, tetapi menjadi wadah bagi mahasiswa yang gemar berpetualang sekaligus mencintai lingkungan "tutur Joko di puncak Gunung Sindoro.

(Gita Maharani)-k

Rasanya Begini Jadi Orang Asing

Awalnya sih sulit untuk mengungkapkan kepada sobat semua tentang keadaan buruk ini. Keadaan yang membawa diriku berada di tengah-tengah banyak orang yang hampir 75% dari mereka tak kukenali. Yah, ini adalah suasana terburuk sepanjang perjalanan hidupku, selain malu dan gak pede, aku paling gak suka dengan keramaian. Kau tahu sobat? Ini adalah suasana saat-saat aku berada di kampus. Sebagai mahasiswi jurusan Teknik Informatika pada Sekolah Tinggi Ilmu Komputer yang berada di Banyuwangi ini, aku kerap kali merasakan ada keganjalan yang setiap saat menghampiri. Jelas saja, ditengah-tengah keramaian itu, hanya aku yang tak paham dengan bahasa daerah tersebut. So pasti, aku wong Ambon. Eheheheh…. Yah, aku memang lahir dan besar di Ambon, Maluku. Tapi sebenarnya aku berasal dari daerah gandrung ini. Silsilahnya, ibuku itu asli Ambon dan bapakku asli Banyuwangi. Soal gimana mereka bisa ketemu, itu serahkan saja sama yang di Atas, sebagai anak hanya bisa pasrah karena telah dilahirkan di dunia ini, ehehehhehe….

Merasa terpojok tanpa banyak teman, itulah yang harus aku terima. Ceritanya seperti ini. Hari itu jadwal kuliah aku dari jam 4.15-5.15 atau sesi satu waktu kuliah. Kebetulan dosennya tidak masuk dengan alasan rumahnya kebanjiran, “sungguh alasan yang jarang aku temui di musim kemarau seperti ini”. Saat itu aku masih berdandan rapih di depan cermin, temanku telepon dan mengatakan dosennya tidak hadir. Terus saja aku melanjutkan dandananku itu. Selain niat untuk menerima materi, aku sering meluangkan waktu kosong dengan internetan di ruang Lab Perpustakaan kampus. Hampir setengah jam aku berada di kamar sambil membenarkan jilbabku yang tak kalah heboh berantakan. Keringatku perlahan bercucuran membasahi baju dan wajahku, maklum aku hanya anak kos yang merantau jauh dari orang tua, jadi untuk membeli kipas angin saja tidak sanggup, apalagi membeli Ac, hem… sungguh mustahil.

Setelah berada di kampus dengan perjalanan kurang lebih 50 meter itu (ehehe…. Kos-kosanku tepat berada di belakang kampus), tak satupun teman yang aku kenali. Seperti biasanya, dengan kepala merunduk sembari menekan tombol-tombol ponsel, aku berjalan pelan menuju ruang Lab Perpustakaan. Padahal pulsa di ponselku habis, lagakku layaknya orang yang sedang SMS .ahahahahah…… kanker, alias kantong kering. Tak apalah, selagi aku masih punya kesibukan. Busyeett… Lab Perpustakaannya tutup. Sungguh suatu hal yang menjengkelkan. Berjalan dengan wajah setengah marah, aku bertemu dengan Tika, teman satu kelasku yang sedang duduk pada deretan anak tangga.

“Heii La.. kemana?” Tanya tika

“Ini, dari Perpustakaan, tapi tutup”. Setengah hati aku menjawabnya.

“Owalah.. perpus terus Shila ini.” Ejek Tika halus

“Yee.. wong aku gak punya laptop tik..tik..”. jawabku enteng

Entah apa yang harus aku lakukan saat itu. Berjalan menuju halaman kampus, dan duduk menghabiskan kesendirianku ditempat itu, sekali lagi dengan lagak SMS-an. Aku dengan pedenya menekan tombol-tombol ponsel tut..tut..tut.. itu, mahfum, ini ponsel keluaran baru dengan tipe yang sangat-sangat klasik dan jadul, ahahahahha..

Aku menatap satu per satu dari mereka yang lewat dihadapanku. Aku juga sedang melihat mereka yang asyik bermain laptop, dua orang sijoli yang tengah berpacaran, dan mereka yang asyik tertawa bersama teman-temannya. Sungguh pemandangan yang membuat aku iri. Ingin pergi meninggalkan tempat ini, tapi hanya tempat ini yang paling mengerti kesendirianku, kebetulan juga aku punya jadwal kuliah pada sesi ke-2. Dengan sabarnya menunggu, tiba-tiba Rina datang menghampiriku dari arah belakang.

“Hei… nglamun aja”. Sentak Rina

“Duh..kaget aku Rin”.

“Kok sendiri? Gabung ama kita yuk”.

Dengan senang hati, aku melangkah menuju tempat nongkrong Rina bersama teman-temannya itu. Sedikit legah dengan suasana seperti ini. Tapi, lagi-lagi aku tak paham dengan omongan mereka. “apa sih maksudnya?”. Tiga kata itu yang selalu aku lontarkan dalam hati.

“Hei… entar kul apa kamu shil ?” tanya Edoi yang sejak tadi asyik bermain laptop

“Desain grafis. Kamu”?

“Aku jaringan komputer”.

Pertanyaan sekilas itu sungguh tak mengubah suasana hatiku saat ini. Entah setan apa yang tiba-tiba membawa mereka pergi meninggalkan aku. Satu per satu menghilang entah kemana, dan ujung-ujungnya, aku sendiri lagi. Ponsel tut..tut..tut itu teman sejatiku. Walaupun tipenya jadul, tapi sering kali kujadikan sebagai diary kecilku. Dengan lincah, jari-jariku menari sembari menekan huruf demi huruf dan merangkaikan keluhan hati yang saat itu aku rasakan. Dalam bait kalimatnya, ada beberapa kata yang membuat aku kecewa, tapi pada sisi lain, aku mulai legah karena dapat mencurahkan segala isi hati ini yang sejak tadi termakan amarah. “Benar-benar sial, udah dandan rapih eh malah dosennya nggak masuk, niat buat internetan malah tutup ruangannya, setelah itu duduk terpaku menyendiri di halaman kampus seperti orang gila yang dijahui banyak teman. Mungkin hanya itu, bahasa yang mereka gunakan masih asing dan sulit aku pahami. Ada rada-rada nggak nyambung juga sih,ehehe….

Kejadian ini sungguh mengingatkan aku tentang dua tahun kemarin. Dimana saat aku masih duduk di bangku SMA, ada siswi pindahan dari Bogor, Jawa Barat. Namanya Lona. Dengan gaya rambutnya yang pirang coklat, rok seragam yang lumayan pendek, dan sepatu sekolah yang berwarna biru itu, Lona sering dijadikan bahan pembicaraan banyak siswa di sekolah. Selain gayanya yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, Lona juga ternyata memiliki cara berbicara yang berbeda dengan anak-anak yang lain, maklumlah, Lona lahir dan besar di kota teh itu. Saat berkumpul bersama aku dan teman-teman, Lona terlihat lebih banyak diam, dan selalu menebar senyum. Jawabannya ketika ditanya hanya iya, iya, dan iya. Hingga pada suatu hari, Lona mendapat musibah di jalan karena tak sengaja menabrak gerobak buah yang saat itu tepat berada di belakangnya. Kaki Lona tiba-tiba menghantam gerobak buah itu sehingga terpelanting dan mundur beberapa meter dari tempat parkirannya.

“maaf pak, aku nggak sengaja”. Ujar Lona ketakutan

“seng bisa, ganti capat”. Jawab penjual buah itu

“Iya pak”

Eheheh…. Dalam percakapan singkat itu, jelas sudah untuk Lona menanggapinya dengan baik, padahal anggapan penjual itu lain. Ia terliahat ketakutan tanpa mengeluarkan satu kata pun”. Sambil menarik-narik baju aku, Lona bertanya tentang apa yang dikatakan penjual buah tersebut. Ternyata, penjual buah itu hanya menginginkan Lona untuk mengganti semua buah yang telah dia jatuhkan. Dengan uang seratus ribu rupiah, Lona menutupi kesalahnnya.

Percakapan itu berasal dari dua bahasa daerah , Lona sendiri dengan logat Bogornya, dan penjual itu jelas-jelas menggunakan logat Ambon. Lona terlihat malu didepan aku dan teman-teman yang lain.

Selain kisah tentang Lona, aku juga teringat dengan kejadian tiga tahun lalu dimana saat awal aku menjadi siswi putih abu-abu. Ada seorang temanku, ia bernama Heru. Heru lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat. Dengan ajakan keluarganya ke Ambon, Heru rela meninggalkan teman-temannya yang berada di Padang. Dengan wajah yang lumayan oke, gaya celannya ala barat, dan rambutnya yang tak kalah oke.Heru menjadi perhatian banyak orang saat itu. Saat menjalani masa-masa percobaan menjadi siswa baru, Heru seringkali menjadi bahan tertawaan dengan logat Padangnya, yang menurut aku sendiri seperti kita sedang berada di negeri Malaya sana. Tekanan kata dan senyumannya itu membuat semua orang tak lepas dari pandangan mereka. Heru juga selalu menjadi bahan percontohan ketika berada di kelas, misalnya ia sering dianggap sebagai artislah, pokoknya hal-hal yang membuat perut kita menggelitik.

Lepas dari beberapa pengalaman yang aku temui di atas. Ada sebuah pengalaman penting yang tak dapat terlupakan sepanjang hidupku ini. Saat berjalan menuju kampus, aku sempat disakiti oleh seseorang yang wajahnya tak dapat kukenali. Dengan bertutupan helm hitam, baju hijau, dan menggunakan motor metik, pria itu dengan berani memegang daerah disekitar dadaku, hingga untuk berteriak saja aku tak mampu melakukannya. Suara ini seakan tersangkut di tenggorokan. Dengan tubuh yang gemetar dan ketakutan, aku berjalan perlahan-lahan menuju kampus. Saat itulah, aku dapat merasakan akibat buruk dari kesendirianku. Mungkin itu sebuah peringatan bagaimana aku bisa menerima kenyataan dan mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar. Sejak saat itu, aku perlahan mendekati mereka yang jarang menyapaku. Dengan mereka yang tak pernah aku kenal sekalipun. Hingga kini, aku merasa lebih leluasa, mencoba untuk mengerti dan belajar tentang kehidupanku yang baru.

Impian Tertunda

Hai,aku seorang mahasiswi di sebuah institut di pulau kecil. Dulu aku pernah punya mimpi menjadi seorang artis. Mungkin karna keseringan nonton tv kali yah. Kalau aku pikir jadi artis tuh enak banget. Yang pertama nih ya, punya banyak uang jadi bisa beli apa aja donk buat siapaaaaa aja. Yang kedua jadi terkenal, enak donk di sukai banyak orang rasanya bangga banget. Yang selanjutnya, bisa ketemu artis-artis yang laen apalagi artis cowoknya tuh. Yah siapa tahu ada yang kecantol. Xixixixixixi... :-b

Nggak cuma berangan-angan aja, aku mulai usaha buat kirim-kirim formulir pendaftaran model di sebuah majalah remaja yang terkenal. Usaha yang pertama nggak berhasil, foto ku nggak ada di majalah itu sebagai model yang terpilih. Akhirnya aku coba lagi di kategori yang lain. Aku siapin data-data ku. Mulai dari foto, formulir, surat persetujuan ortu, & data-data lain yang di butuhin. Semua udah selesai dan tinggal di kirim via pos. Tapi mungkin Tuhan punya rencana lain. Sebelum rencana ku itu terlaksana, kami di tinggal oleh ayah kami yang tercinta untuk selamanya. Seketika itu juga impian ku terlupakan. Hancur bersama perasaan sedih kami pada saat itu.

Sejak itu aku nggak pernah lagi kepikiran jadi artis. Aku akhirnya fokus dengan pendidikan ku yang memang, kata orang, pendidikan tuh penting banget. Walaupun aku nggak bisa wujudin impian ku jadi artis, paling nggak aku bisa selesai’in pendidikan aku & mudah-mudahan dapet kerjaan yang bagus. Semoga itu cukup jadi kebanggaan buat mama, ortu ku satu-satunya saat ini.

Sekarang, aku lagi dalam tahap akhir penyelesaian pendidikan ku. Doain ya moga-moga cepet selesai and bisa dapet job yang ok punya.

Thanks buat ruang curhatnya...

Mimpi dan Imajinasi

Seandainya saja jadwal kehidupan dan kematian bisa ditebak ataupun ku ketahui sebelum kujalani kenyataannya. Tentu, pasti kupilih yang terbaik, kuhindari ataupun langsung kusingkirkan jika itu memang terburuk untukku.

Jika begitu kenyataannya, kurasa hidupku pasti akan aman, lancar, dan bersenang-senang terus-menerus. Ini dia... Ini baru yang namanya hidup impian.

“Hidup impian ?.”

“Ah… Rasanya ingin sekali seperti itu, tapi mungkin ini akan terjadi nanti…” ”Nanti ?.”

”Ah…masih lama juga kedengarannya.”

”Sampai kapan ?.”

”Ah… kenapa kau tanya, tentu aku tak’ tahu. Memangnya aku TUHAN.  Bukankah itu adalah rahasia ALLAH bukan ?.”

Jika bisa ku ketahui jalan hidupku, kurasa aku akan cepat mengalami kejenuhan.

”Bagaimana tidak ?.”

”Setiap waktu kuhabiskan dengan bersenang-senang, tetapi kesulitan hanya

terbentuk dalam sebuah kata namun itu tidak nyata. Jika pun itu terjadi, pasti itu bukan sesungguhnya kehidupan. Kehidupan sesungguhnya adalah suatu keharusan untuk menerima takdir, menerima takdir berarti menjalani kehidupan dengan ikhlas, dan dengan ikhlas semua zat-zat positif akan lebih produktif daripada negatif. Dengan itu, emm…. kupikir kehidupan yang dijalani akan jauh lebih baik bukan ?.”

Kesimpulannya, menerima dan menjalani dengan ikhlas suatu kehidupan yang sudah dikehendaki-Nya adalah pilihan yang terbaik dan paling bijaksana, kurasa seperti itu. Tetapi di satu sisi, sesungguhnya hal itu paling sulit untuk dilakukan.

“Apa aku menerima takdir ?”.

”Tentu saja. Ya..... Aku menerima takdir”. Tetapi tidak untuk ini….”

”(Maksudnya apa ?.)”. Pasti kata tanya itu yang langsung ada di pikiran kawan bukan saat ini ?.

Namun, ini bukan statement pembangkangan, mungkin kedengarannya ya, karena subject dari awal kalimat itu pernyataannya ’tetapi’. Karena alasannya sederhana saja, aku bukan pembangkang, apalagi ini menyangkut persoalan agama.

Bukankah agama mengajarkan untuk menjemput kesuksesan yang sudah digariskan-Nya itu. Aku menerima takdir, tetapi tidak untuk ini… Untuk begitu saja mau menerima sepenuhnya. Karena merubah kehidupan untuk jadi lebih baik dan lebih baik lagi—begitu seterusnya adalah suatu keharusan bukan ?.

Ah... rasanya terdengar seperti kurang puas dengan kehidupan yang kujalani sekarang, tetapi bukan begitu maksudku.

”Kawan tentu paham bukan maksudku ?.”

Karena jika hanya memasrahkan diri dengan takdir, tanpa berusaha untuk melakukan suatu apapun untuk menjadikan mimpi-mimpi itu nyata adalah sebuah ke-maha-tololan, dan itu pasti ke-maha-tololan nomor 1. Itu pendapatku.

Jika aku sebut mimpi, khayalan, dan imajinasi, memang… Kuakui mereka tak hanya sekedar mempengaruhiku, tetapi mereka itu intinya, pusatnya, induknya, dan biang keroknya, kurasa kata yang terakhir itu lebih tepat, lebih mewakili mungkin. Ya…mereka yang t’lah ‘mencuci otakku’ hingga jadi demikian adanya, jadi seperti ini. Atau mungkin ada benarnya juga isi dari beberapa buku ’kumpulan binatang itu’.

..........’Shio ular berkepala sapi’  adalah seorang pemimpi kelas ’tinggi’ dan bukan kelas Teri.

Mereka juga yang membuat aku berani untuk jadi pemimpi, pengkhayal, pengimajinasi, setelah ini kawan akan kuberitahu. Tetapi mungkin, memang agak sedikit gila, kedengarannya. Jikalau di luar sana ada seseorang ataupun banyak sekalipun mengatakan….

“Kau sudah gila ?...”.

Pasti kujawab dengan “Ya…aku memang sudah gila”.

Kawan tahu, kenapa aku ‘gila’ ?.

Bayangkan, terkadang jika mobil mewah melintas didepanku bak model seksi yang sedang beraksi di atas catwalk, langsung cukup kukatakan dalam hati...

“Nanti kubeli mobil yang jauh lebih hebat dari itu”. Kenyataannya sekarang, tidak bisa.

Jika ada rumah mewah kulewati.

“Nanti kudapatkan rumah jauh lebih besar dan jauh lebih luas dari itu”. Kenyataannya sekarang, tidak bisa.

Jika keindahan sesuatu hal atau apapun itu yang berada di dalam sebuah negara dan bentuk kesucian dari agama membuatku memikirkannya, langsung kukatakan.

“Heeeyy….Lihat, nanti akan ku kunjungi negaramu dengan kuboyong kedua orangtuaku kesana”. Kenyataannya sekarang, apalah dayaku, tidak bisa juga.

Jadi sekarang, kiranya pertanyaan apa yang pantas untukku. Mungkin seperti ini…

“Kau sekarang bisa apa ?”.

“Aku sekarang hanya bisa jadi pemimpi, pengkhayal, dan pengimajinasi, itu saja…”.

Mungkin, memang terdengar agak menjijikkan. Terlalu banyak berkhayal, tentu tidak bagus bukan ?.

Tapi perlu kawan ketahui, bahwa semua ini memang benar adanya dan bukan hanya basa-basi belaka. Bukankah di dalam hidup sudah terlalu banyak basa-basi, jadi tak’ bagus juga menambah basa-basi di dalam kehidupan ini.

“Kau nanti bisa apa ?”.

“Ya…aku nanti bisa mendapatkan semuanya”.

“Apa itu pasti dan apa kau yakin dengan ucapanmu itu  ?.

“Ya… aku yakin sekali”.

Sesungguhnya yang paling kutahu, mimpi yang sangat kuat adalah awal dari keberhasilan untuk meraihnya, walaupun itu hanya baru dimulai dengan setitik. Meskipun begitu, memulainya dengan setitik adalah sesuatu hal yang terpenting. Dengan modal setitik pula, pada akhirnya jalan-jalan yang sebelumnya tertutup pasti akan terbuka. Namun yang pasti, semua itu perlu waktu. Dan aku akan menunggu sampai waktu itu terjadi dan membawaku untuk berjalan diatas jalan yang selama ini aku inginkan. Dan tentunya juga, aku takkan berdiam diri hanya dengan menunggu, karna aku pasti melakukan sesuatu untuk mewujudkan jalan-jalanku sendiri yang mulai kurintis saat ini.

Karna berani bermimpi berarti berani menantang hidup, dan saatnya akan datang nanti, mimpi yang sekarang hanya lah bualan belaka akan menjadi kenyataan pada akhirnya esok. Dan, aku akan terus menunggu saat-saat itu terjadi.


Ada seorang bijak seolah seperti menguntungkan, menguntungkan sekali, ini persis seperti simbiosis komensalisme. Ya…simbiosis komensalisme, yang kurang lebih berarti : ”Karena adanya si A, menguntungkan si B. Tetapi tidak adanya si B tidak berarti apa-apa bagi si A, menguntungkan tidak merugikan pun juga tidak.”

Dalam hal ini kasusunya adalah hubungan antara orang bijak dengan konsumen statement (seseorang yang meresapi perkataan mereka. Baca : orang bijak). Konsumen statement diuntungkan karena mendapatkan pelajaran hidup dari orang bijak, tetapi bagi orang bijak tidak adanya konsumen statement tidak berpengaruh terhadapnya. Hal pengetahuan semacam ini kudapat dari buku adikku yang kini duduk di bangku sekolah dasar, dalam buku IPA miliknya.

Aih... tak’ pernah kusangka kudapat ilmu tinggi ini dari sebuah buku yang kuanggap tak penting itu.

”Tak penting ?”. Sombong sekali bukan diriku kawan.

”Apa maksudmu ?”.

Ya... tak penting, karna kemahatololan dalam hal pemikiranku ini yang bisa menjerumuskan diri ini untuk meremehkan sebuah, seseorang, atau segala sesuatu hanya dari sekali lihat. Belagu sekali diri ini. Sudah tolol, belagu pula.

”Malam sepi, di sampingku sejauh 3 meter adikku belajar, bukunya pun berserakan, kebetulan aku sedang menemaninya belajar, dan dari bermacam-macam buku yang membosankan itu terselip buku dengan cover hijau bergambar kodok, pikiranku sedang kalut, melakukan sesuatu pun rasanya enggan. Mencoba mengambil buku tersebut, membukanya secara acak, dan pada halaman 56 kutemukan ilmu tinggi dari buku yang kuanggap tak penting itu”. Begitulah keadaan saat itu.

Peribahasa asing berikut ini mengena sekali ke diriku, menerobos ruang-ruang dangkal pikiranku. ”Don’t judge a book by it cover”.

Ya… “jangan meremehkan sebuah, seseorang, atau segala sesuatu hanya dari sekali lihat”. Begitulah makna yang kutangkap dari peribahasa asing itu.

Tetapi sayang, sungguh sayang... Namun seorang bijak terlihat abstrak, tak berwujud, tak bisa dilihat secara nyata untuk kini.

“Terus kenapa ?. Jika seandainya orang bijak hidup sampai sekarang !”.

Jawabannya mungkin… ”Setidaknya aku bisa berguru dengan mereka. Belajar bagaimana caranya bisa merangkai kata-kata sedahsyat itu—yang bisa membuat banyak orang terpengaruh sambil mengatakan...

“Oh....begitu. Ya.... benar juga”. (sambil mengangguk takjim)

Tetapi lihat, apa yang mereka buat !. Gaung perkataannya, tak diragukan lagi. ‘Membumi’. Kalimat-kalimat ajaibnya seolah diramu dengan kandungan magis yang kuat, karena poin terbesar dari ramuannya dibangun berdasarkan pengalaman hidup yang dijadikan tiang-tiang pancang untuk pondasinya, kokoh bukan ?.

Apa yang t’lah tercipta dari statement-statement yang dihasilkan oleh orang bijak memang benar adanya, dan salah satu statement yang kudapat itu adalah…. yang membuatku mengatakan…

“Emmmmmmmm…ya…ya…benar juga…”.

Dan pelajaran itu mengajarkanku tentang…

“Kenangan tidak bisa untuk dilupakan, tetapi tersimpan untuk dikenang”.


Langkah hidup yang secara sengaja atau tak’ sengaja dipilih, dan t’lah dijalani pasti meninggalkan sesuatu, dan sesuatu itu tertulis manis dan juga pahit dengan nama bekas.

Ya… Bekas, macam luka di kulit yang pasti menimbulkan bekas luka, meskipun secara waktu luka itu akan sembuh. Tetapi satu hal yang harus disadari, kulit yang sudah terluka mungkin takkan bisa kembali normal seperti sedia kala, seperti sebelumnya, sebelum luka itu ada.

Kenangan pun tak jauh berbeda dengan bekas luka di kulit, karena ia akan selalu seperti itu. T’lah tercipta dan meninggalkan bekas. Ia—kenangan itu selalu ada, dan segera muncul ke atas permukaan jika kawan memilih untuk mengingatnya. Menurutku, kenangan akan selalu setia dengan tuannya. Jika kawan menginginkannya, mereka akan segera datang dan membayangi kawan sepanjang hari itu, atau mungkin berlanjut di hari selanjutnya.

Bagiku, kumpulan kenangan yang amat banyak dan mengesankan itu terangkum hanya dalam satu kata, suku kata asing, memorabilia. Setelah aku duduk di tingkat menengah pertama. Mengenakkan celana pendek, dengan setelan seragam wajib keseluruhan putih-biru. Begitu juga dengan potonganku dulu yang menurutku amat mengesankan itu. Ah.. kala itu, memang mengesankan bagiku.

Ah…waktu itu. Bagaimana tidak mengesankan. Rambut tersisir klimis. Dan minyak rambut lavender adalah andalanku.

”Minyak rambut itu, apa kawan tahu ?”.

Kuberitahu jika kawan tidak tahu ”Tempatnya berbentuk oval dengan cover depannya selalu saja tergambar raja atau ratu. Didalamnya, minyak rambut itu berwarna hijau muda, sangat menarik. Menarik bagi anak kecil mungkin, dan itu aku”.

Ah…jadul sekali, karena yang pasti minyak rambut jelly adalah trendcenternya kala itu. Tapi tak’ apa, karena minyak rambut jadul itu adalah kepercayaan diriku nomor 1—berikut rambut yang tersisir sangat rapi sekaligus mengkilap. Aih… mengesankan sekali.

Rapi plus mengkilap ?... Karena kuhabiskan hampir kurang-lebih 3 menit di depan kaca untuk menata rambut sehingga benar-benar terbelah di tengah-tengah. Dan konsekuensi yang harus ku bayar dari itu adalah dengan berolahraga gratis, tentunya… Ini pasti menyehatkan tubuh, tetapi ini bukan lazimnya olahraga. Olahraga pagi yang paling sering kulakukan adalah skotjam 15x, juga push-up 15x.

“Jika kamu telat lagi, bapak akan senang hati menambah hukumannya jadi 15x lagi”. Ujar Pak Kukuh dengan bertolak pinggang sambil tersenyum 80° sorong bibirnya hanya ke arah kiri dengan kumis ‘tuanya’ yang khas—melintang panjang dan melingkar-lingkar di kedua ujung kumisnya persis ikan yang biasa dijadikan menu pecel itu.

Guru olahraga—seorang penegak peraturan yang berkarakter sama dengan pak Kodri—guruku—spesialisnya mata pelajaran ekonomi—saat aku duduk di SMA Islam nantinya.

Ya…tak diragukan lagi, ini benar-benar sungguh belah tengah, dan tak kubiarkan 1 cm pun melenceng dari seharusnya—yang nantinya takkan berbentuk belah tengah. Ah… Tak bisa kubayangkan, jadi kacau nantinya kepercayaan diriku.

Dan kemudian, tak lupa juga kubangun sedemikian rupa dari kepercayaan diriku nomor 2. Jika saja seandainya tak’ kuciptakan kepercayaan diriku nomor 2, tidak ada atau dihilangkan begitu, ungkapan ini lebih tepat.

“Ibarat seperti makan sayur tanpa garam”. Pasti kurang sedap bukan ?. Kurang sedap juga hal itu dipandang mata. Karena bagiku, kepercayaan diriku nomor 1 dan 2 saling mengikat erat, dan tak’begitu saja dapat dipisahkan satu sama lain.

Meski punya rambut lurus, tetap kudirikan rambut depanku sedimikian rupa berdasarkan artificial intelligent, maksudku agar secara tampilan keseluruhan jadi terlihat lebih menarik, itu menurutku. Dan jambul itu yang disebut dengan kepercayaan diriku nomor 2. Berbentuk seperti jambul—tetapi menyerupai jambul hewan ternak, domba mungkin—jambul melingkar dengan terbelah ditengah. Mungkin serupa, tapi tentu tak’ sama. Karena wajahku tak’ bisa disamakan dengan seekor domba bukan ?

Dan dengan seragam putih-biru itu. Aku lalu mengenal kata demi kata asing, dan aku baru tahu arti dari kata memorabilia itu

Berbunyi…

“Sesuatu yang patut untuk dikenang”.

Jika kawan terhibur dengan tulisanku, mohon di like, juga diberi komentar tulisanku ini. Semoga bukan hanya aku saja yg menjadi pemimpi, kalian juga, dalam artian kita akan memperjuangkan mimpi itu menjadi nyata, bukan begitu kawan ?. :) .
semoga tulisan ini menginspirasimu, kawan, karena itulah tujuanku untuk memberi manfaat bagi sesama dengan caraku :)

Selasa, 29 Januari 2013

Kadal Terjepit 10 Tahun


 Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di Jepang. Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok.

Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.





Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun?

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya …. astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Utuh Mayat Berumur 2.150 Tahun

Mayat 2.150 Tahun Masih Utuh dan Segar Dari museum peninggalan benda bersejarah China di Kota Changsha itu hari Kamis dilaporkan, mayat tersebut utuh bagai manusia hidup dan diletakan dalam kotak bening berisi cairan pengawet. Mayat wanita bernama Sinzui tersebut berkulit putih pucat, dengan mata tertutup, lidah terjulur dan berambut hitam dengan tinggi badan mencapai 158 sentimeter.

Berdasarkan atas data di museum tersebut, mayat itu ditemukan tahun 1972 dalam peti kayu berukuran panjang lima meter, lebar dua setengah meter dan tinggi dua meter, yang terkubur pada kedalaman 20 meter dari permukaan tanah di kawasan perbukitan Mantui, Changsha.

Saat ditemukan, tiga peti dengan ukuran sama di dalamnya masing-masing terdapat satu mayat, yakni seorang laki-laki berusia 58 tahun dan 30 tahun, namun jasad dua lelaki itu tidak dipamerkan di museum Changsha.

Penemuan tiga peti besar utuh tersebut berawal dari perintah pemimpin China saat itu agar rakyat di Changsha menggali lubang besar untuk berlindung bila terjadi perang. Ketika rakyat menggali di perbukitan Maantui, pada kedalaman 20 meter ditemukan ketiga peti kayu berukuran besar tersebut dan setelah dibuka berisi masing-masing satu mayat.

Selain itu, aneka barang digunakan sejak 2.100 tahun lalu itu juga tersimpan dalam peti dan masih utuh, bahkan warnanya pun tidak memudar. Pemerintah China kemudian menurunkan tim ahli membongkar dan menyelamatkan tiga peti kayu dan seluruh isinya, termasuk tiga mayat tersebut.Berita Terbaru Online

Tim dokter ahli, yang melakukan pembedahan, menyatakan mayat itu utuh dan basah tanpa rusak, meski terkubur 2.100 tahun. Setelah dibedah, mayat itu diawetkan dengan teknologi tinggi untuk selanjutnya disimpan dalam museum Changsha, yang dibangun untuk menyelamatkan, menyimpan dan memamerkan temuan, yang bisa mengungkapkan kehidupan warga China pada 2.100 lalu itu.
Berita Terbaru Online
Berbagai alat juga ditemukan dalam peti itu, yang juga diselamatkan dan dibersihkan dengan teknologi tinggi dan bersama mayat wanita itu disimpan dan dipamerkan di museum Changsa.

Benda kuno bersejarah tinggi itu antara lain puluhan guci berukuran besar dan kecil, aneka tulang-belulang binatang, yang dagingnya dimakan manusia saat itu, mata uang logam bulat dan petak dari bambu.

Selain itu, alat masak dari kayu dan logam, sendok logam dan kayu berukuran besar, piring dan gelas dari logam dan kayu. Puluhan patung manusia dari tanah liat dan kayu, senjata kuno berupa anak panah dan busurnya, pedang kuno sepanjang 1,5 meter dan aneka senjata tajam lain juga tersimpan di sana.

Di samping itu, terdapat relief tanah liat bergambar puluhan orang, yang hidup pada zaman tersebut, alat penumbuk padi, alat musik kecapi berukuran kecil dan besar, gitar kuno, belasan seruling aneka ukuran, angklung dari kayu, tikar berukuran 2x05 meter dan alat permainan, seperti, catur kuno.Berita Terbaru Online

Selain itu, surat catatan kejadian 2.100 tahun lalu, nama pemimpin saat itu, puluhan kitab China kuno, puluhan lukisan bunga, belasan kain sutra dan baju kuno china, ikat pinggang, selendang, kaos kaki, sepatu dan celana.

Semua barang kuno tersebut ditemukan bersamaan di dalam peti kayu berisi tiga sosok mayat tersebut. Menurut Yu Wen Hui, pemimpin biro perjalanan Dong Fang Internasional Ltd, Guangzhou, China, berdasarkan atas catatan, yang diterjemahkan dari kitab kuno dan surat ditemukan dalam peti, usia mayat dan barang kuno tersebut mencapai 2.100 tahun.

Mayat dan aneka barang peninggalan bersejarah kehidupan China tempo dulu itu kini menjadi salah satu objek wisata unggulan di kota Changsha dan dikunjungi sekitar 800.000 orang tiap tahun, kata Yu Wen Hui. hebat deh.
Habis Baca , Jangan lupa LIKE yah.

Kisah Sang Kriminal

Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah buronan kelas kakap yang telah melakukan banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan, terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya. Pengadilan Negara menjatuhkan vonis hukuman mati kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa yang akan mereka berikan kepada sang kriminal. Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang beracun, dll.

Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan melakukan riset terhadapnya. Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan dibisikkan

"Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat canggih. Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan.. semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !"

Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai merasakan potongan di pergelangan tangan kanannya, segera ia merasakan aliran darahnya menetes.. tes..tes... suara tetesan tersebut membuatnya tahu bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.

Ironisnya... walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan terhadapnya bukanlah teknologi canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin yang tajam.. kemudian digunakannya potongan tersebut melewati pergelangannya yang sesungguhnya tidak memotong apapun!

Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi 'kenyataan' karena sang kriminal memang mempercayainya!

RENUNGAN:
Dalam otak kita, ada sesuatu yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap harinya... maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak berguna.

Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif.. Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan.. Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan kesuksesan.

Pencapaian Terbesar Apa Yang Membuat Kalian Bahagia


Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

" Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ? Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?" Murid-murid tampak saling pandang.

Terdengar suara lagi dari Pak Guru, " Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian ..." Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid.

" Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu ..." Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, " Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya. Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya impikan selama ini." Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu. " Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !"

Pak Guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri. Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung. Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara,hingga terdengar suara dari arah belakang. " Pak Guru ... Pak, saya belum bercerita." Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil.

Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya. " Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua," ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu. " Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?"ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali." Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah ... saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari yang lalu."

Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu. Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, " Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon.

Buku Telepon ? Betapa menyedihkan ... hahaha ..." Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, " Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?" Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan. Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan. " Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya.

Silahkan teruskan, Nak ..."

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara. " Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan. Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi." Matanya tampak menerawang.Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

" Tapi, kini Papa telah berubah. Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya. Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha.Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa saya.

Dan kini, Papa berhasil. Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi." " Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon ? Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa untuk terus berlari. Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi.

Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya."

Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir. " Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti ..." Kelas terdiam.

Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk. Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan. Mereka juga belajar satu hal : " Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain.

Sekecil apapun ...Sebesar apapun ..."

Nelayan Pemburu Mayat

Kakek di China bernama Wei Xinping, mempunyai pekerjaan sangat Aneh. Setiap hari dia memulai dengan merokok di tepi sungai Kuning sambil mengamati air yang keruh jika ada mayat manusia entah korban kecelakaan, dibunuh, ataupun bunuh diri. Nantinya mayat tersebut akan dijual kepada keluarga yang mencarinya.

Lelaki 55 tahun itu seperti hapal aliran sungai, dan dia jeli melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jembatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat “parkir” sebentar, karena tersangkut di celah besi jembatan. Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual temuannya itu ke kerabat mayat bersangkutan. “Saya memberi penghargaan kepada si mayat,” ujarnya.

Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai. “Orang-orang ini mati dengan cara mengenaskan,” ujar Wei. Dia mengumpulkan mayat temuannya itu di satu teluk kecil yang tak tersentuh arus. Mayat-mayat beragam bentuk itu ditumpuk di sana.


Di teluk kecil itu ada empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah. Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya di koran lokal. Dia menyebut ciri fisik mayat itu, sehingga kerabat yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, kerabat si mayat akan menelepon Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya.

Wei membawa kerabat si mayat ke teluk kecil itu. Dia memasang sedikit tarif untuk jasa membalikkan tubuh si mayat agar wajahnya dapat terlihat. Jika kerabat mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar uang tebusan sebesar lebih dari US$500, atau sekitar Rp. 4,4 juta.

Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi terkadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. “Satu kali orang tua mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang,” ujar Wei.

Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secara pantas. Soalnya, pemerintah akan membiarkan mayat temuannya membusuk tanpa melakukan apapun. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata karena uang, tapi karena alasan lebih pribadi.
 Dia pun berkisah. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. “Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyakitkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,” ujar Wei. Putra Wei sampai sekarang belum ditemukan.

Benarkah Ada Kehidupan Di Dalam Perut Bumi?

Pernahkah anda mendengar kata "Hollow Earth"? Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Hollow Earth adalah sebuah teori (lebih tepatnya konspirasi) yang mengatakan bahwa ada dunia lain didalam bumi yang kita tempati. Dengan kata lain, ada kehidupan lain dibawah tempat kita sekarang. Apakah anda percaya???

Beberapa orang percaya bahwa ada 2 kehidupan di bumi ini, yang pertama adalah kita, makhluk hidup yang tinggal di kerak bumi, dan yang kedua adalah kehidupan didalam bumi (hollow earth). Mereka percaya bahwa bumi kita ini sebenarnya dalamnya berongga, mempunyai matahari (energi) sendiri, dan mempunyai kehidupan sendiri (kurang lebih mirip dengan yang di film Journey To The Center Of The Earth).

Mereka menyatakan bahwa jauh di dalam rongga tersebut terdapat basis kehidupan lain atau dengan kata lain kehidupan dimana Alien berada, sekaligus basis dari pangkalan UFO (Unidentified flying Object) atau juga Dunia lain yang memang hidup sejak jutaan tahun lampau dengan peradaban yang tinggi ? mungkin saja hal itu benar.

Kepercayaan mereka bukannya tanpa alasan, ada beberapa fakta yang menyebutkan bahwa hollow earth itu ada. Berikut beberapa fakta yang saya dapat.


Teori North Pole


Sebuah teori mengatakan bahwa jalan yang menghubungkan dunia luar (kita) dengan dunia dalam (hollow earth) terdapat di kutub utara.

Seperti pada gambar diatas, bagi mereka yang percaya hollow earth itu ada, jalan satu-satunya menuju dunia bawah tanah adalah dari kutub utara. Didalam sana terdapat matahari sendiri, gravitasi sendiri yang berbanding terbalik dengan gravitasi kita, dan mempunyai daratan (pulau) sendiri.

Salah seorang yang mempercayai keberadaan hollow earth adalah Laksamana Muda Richard E.Byrd (1929). Dia sangat penasaran dengan teori north pole ini, dia percaya akan adanya hollow earth. “I’d like to see that land beyond the (North) Pole. That area beyond the Pole is the Center of the Great Unknown".

Ia mengadakan ekspedisi untuk menyelidiki keberadaan hollow earth tersebut. Ia melakukan penerbangan sejauh 1700 mil, ketika ditengah perjalanan dia mengirimkan pernyataan mengejutkan melalui radio. "ternyata tidak semua daerah kutub itu es dan salju, saya mendapatkan daerah berhutan yang aneh. Tanaman-tanaman disini seperti berasal dari zaman dahulu. Saya juga melihat beberapa hewan-hewan aneh yang tidak pernah saya temui sebelumnya" ungkapnya.

Menurut para peneliti, mungkin Richard E.Byrd bukan hanya terbang mengitari kutub, tetapi dia masuk kedalam cekungan dibalik gunung-gunung es. Mungkin dia masuk kedalam rongga dibalik gunung, dan dia tidak sadar akan hal itu.

Tapi apa mungkin ada celah yang cukup besar untuk sebuah pesawat masuk? lalu kalaupun memang ada, seberapa dalamkah celah itu? kenapa E.byrd tidak menyadarinya? apakah dia berbohong? begitu banyak pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab.

Beberapa legenda atau cerita dalam kitab suci menguatkan teori ini.

Orang-orang Iran, Cina, Aztec dan juga Eddaic mempunyai legenda yang bersamaan maksudnya. Dikatakan bahwa adanya sebuah tempat tinggal yang diperuntukkan bagi dewa-dewa yang merupakan rumpun manusia pertama di planet bumi, dan mereka berkembang biak menjadi banyak. Lokasi tempat itu diberi nama "Pusat Bumi". Entah yang dimaksud 'pusat bumi' itu kutub utara atau justru perut bumi.


Kutub Utara itu sendiri menyimpan rahasia yang tidak banyak orang tau. Orang mengira kutub utara itu ada. Tapi jawaban yang tepat ialah TIDAK ADA. Di belahan utara Bumi tidak ada kutub, yang ada adalah daratan es beku yang sangat luas dimana air laut terus menerus tiada hentinya masuk bagian planet ini. Dan suhu air laut itu sendiri mempunyai suhu cukup hangat (seharusnya dingin). Memang seperti yang dikatakan tadi, tidak masuk akal, darimanakah asal air hangat ini?

Satu lagi orang yang mengaku pernah masuk kedalam hollow earth. Adalah seorang penjelajah terkenal bernama Dr. Fridtjof Nansen dari Norwegia. Ia mencoba untuk mencapai kutub utara pada tahun 1895. Ketika ia berada di daerah sana, ia kehilangan arah tujuannya, sehingga tak tahu dimana dia saat itu. Pada tanggal 29 Maret hingga musim bunga tahun 1896 Nansen sama sekali hilang!

Nansen merasa heran mendapatkan dirinya berada di daerah hangat, dan merasakan angin yang bertiup dari utara semakin panas, malah matahari sekali-kali terasa sangat panas dan dapat disimpulkan Kutub Utara mempunyai suhu dan iklim yang hangat. Ia mengukur kedalaman air itu, yang ternyata sangat dalam dan airnya juga hangat. Ia tak tahu dari mana asalnya air itu. Ia juga berjumpa/menemui tapak kaki rubah (binatang yang tak tinggal di kutub) yang masih baru. Serta juga mengalami peristiwa ganjil lainnya. Di kutub utara tak ada gunung berapi yang mengeluarkan debu. Debu-debu itu membuat salju berwarna hitam. Apakah debu itu merupakan debu dari dunia dibawah kutub itu? Mungkin saja!

Pengalaman yang sama dan persis dirasakan juga oleh Kapten C.F. Hall. Ia merasakan juga hangatnya air dan udara kutub, serta melihat rubah, unggas, binatang buruan, anjing laut juga jenis-jenis unggas yang mustahil hidup didaerah kutub (artik).

Memang jika kita lihat dari kesaksian dan pengakuan mereka sepertinya sesaat kita percaya bahwa memang hollow earth itu ada, setidaknya ada keanehan/kejanggalan di daerah kutub.

Agharta


Menurut seorang pelaut Norwegia bernama Olaf Jansen didalam buku biografinya "The Smoky God" menjelaskan bahwa Agartha adalah nama sebuah kota didalam hollow earth. Willis Emerson seorang penulis yang juga menulis kisah perjalanan Jansen didalam buku "Agartha - Secrets of the Subterranean Cities" menjelaskan bagaimana sekoci Jansen berlayar melalui pintu masuk interior bumi di Kutub Utara.

Selama dua tahun ia tinggal bersama penduduk koloni Agharta. Dunia ini diterangi oleh matahari yang lebih berasap, dia menyebutnya "smoky sun". "Shamballa" adalah pusat pemerintahan di Agharta.

Cukup aneh memang bagi kita para orang awam, seperti cerita yang dibuat-buat. Terlalu banyak pertanyaan yang membuat kita penasaran. Saya lanjutkan....

Selama dua tahun tinggal di Agharta, Jansen mendapatkan banyak informasi yang mengejutkan. Menurut mereka, Agharta dulunya juga berada dipermukaan (kerak bumi), namun karena perang dahsyat yang terjadi pada masa itu menenggelamkan mereka kedalam bumi. Mereka mengaku Agharta adalah sisa-sisa peradaban Atlantis dan Lemuria.

Dahulu Atlantis dan Lemuria adalah dua kota terbesar dan termaju. Kemudian kedua bangsa ini bertempur, berperang dahsyat. Perang Thermo Nuclear yang dilancarkan kedua bangsa menyebabkan keduanya hancur dan jatuh kedalam bumi. Sisa-sisa pertempuran Atlantis dan Lemuria masih ada di permukaan, yaitu Gurun Sahara, Gurun Gobi, Bagian selatan Australia, dan Gurun di AS.

Sumber : Kaskus